Halaman



"Selamat Datang Di Blog Saya"

Senin, 16 Desember 2013

MODEL PEMBELAJARAN ORANG DEWASA



BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang
Sumber daya manusia merupakan aspek terpenting bagi kemajuan sebuah negara tetapi Sumber daya manusia di negara indonesia masih rendah dan menyebabkan negara indonesia belum menjadi negara yang maju. Di negara indonesia masih banyak masyarakat yang hidup di garis bawah kemiskinan dan masih banyak para orang dewasa yang buta huruf. Sumber daya manusia harus ditingkatkan agar masyarakat indonesia bisa bersaing dengan negara maju lainnya dan dengan adanya SDM yang meningkat maka akan menjunjung kemajuan negara Indonesia.
Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainya. Pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam memilih atau menentukan pendekatan dan model pembelajaran. Proses belajar mengajar orang dewasa adalah suatu proses berlangsungnya kegiatan yang dilakukan oleh pelajar atau peserta didik dan pengajaran yang dilakukan oleh pendidik atau pembimbing terhadap orang dewasa.
Masyarakat di Indonesia butuh perhatian di dalam bidang pendidikan karena rakyat yang buta huruf dan hanya lulusan SD, SMP, dan SMA masih sangat banyak. Akibat adanya buta huruf dan masih banyaknya masyarakat hanya lulusan SD, SMP, SMA maka juga semakin meningkat jumlah pengangguran di Indonesia, sehingga dibutuhkan pembelajaran untuk masyarakat baik itu anak-anak, orang dewasa, dan orang tua (Sepanjang hayat). Dalam makalah ini saya membahas tentang model pembelajaran untuk orang dewasa. Untuk memberikan pembelajaran kepada orang dewasa dibutuhkan metode dan model-model tertentu yang berbeda dengan model dan metode pembelajaran untuk anak-anak.  Dengan adanya model-model pembelajaran dapat membantu pembimbing/tutor dalam menyampaikan ilmunya kepada pelajar (orang dewasa) karena orang dewasa pemikirannya sudah berbeda dan membutuhkan pendidikan yang baik untuk dapat membangkitkan semangat dan merangsang kemauan untuk belajar dan berlatih utnuk dapat memiliki keterampilan bagi kesejateraan hidupnya.
2.      Rumusan Masalah
1)      Metode pembelajaran orang dewasa
2)      Model pembelajaran orang dewasa
3.      Tujuan dan
manfaat
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui dan menambah pengetahuan tentang model pembelajaran apa saja yang sesuai untuk pembelajaran orang dewasa serta metode apa saja yang bisa diterapkan bagi pembelajaran orang dewasa. Orang dewasa juga memerlukan pembelajaran, agar orang dewasa tersebut tidak ketinggalan jaman dan bisa meningkatkan kualitas hidupnya kearah yang lebih maju.
Manfaat dari makalah ini yaitu banyak sekali salah satunya yaitu bisa membantu orang dewasa dalam memahami materi pembelajaran dan dapat mengajak orang dewasa untuk mau belajar lagi, karena belajar mempunyai manfaat yang baik seperti bisa meningkatkan kualitas hidup orang dewasa tersebut dan tidak ketinggalan jaman.













BAB II
KAJIAN PUSTAKA

       I.            Pengertian Andragogi
Andragogi berasal dari bahasa Yunani, andros (berarti orang dewasa) dan agogos (berarti memimpin). Menurut Kartini Kartono (1997), andragogi adalah ilmu membentuk manusia: yaitu membentuk kepribadian seutuhnya, agar mereka mampu mandiri di tengah lingkungan sosialnya. Pada banyak praktik, mengajar orang dewasa dilakukan sama saja dengan mengajar anak. Prinsip-prinsip dan asumsi yang berlaku bagi pendidikan anak dianggap dapat diberlakukan bagi kegiatan pendidikan orang dewasa. Hampir semua yang diketahui mengenai belajar berasal dari penelitian belajar yang terkait dengan anak. Begitu juga mengenai mengajar, berasal dari pengalaman mengajar anak-anak, misalnya dalam kondisi wajib hadir. Semua teori mengenai interaksi dosen dan mahasiswa didasari oleh suatu definisi bahwa pendidikan merupakan proses pemindahan pengetahuan.  Orang dewasa yang sudah matang sebagai pribadi mempunyai kebutuhan dalam hal menetapkan kebutuhan belajarnya masing-masing.
Jika dilihat dari pengertian andragogi, maka andragogi secara harfiah dapat diartikan sebagai seni dan pengetahuan mengajar orang dewasa. Namun karena orang dewasa sebagai individu yang dapat mengarahkan diri sendiri, maka dalam andragogi yang lebih penting adalah kegiatan belajar dari peserta didik, bukan kegiatan mengajar dosen.

    II.            Pengertian Model
Model adalah pola (contoh, acuan, ragam) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan. Definisi lain dari model adalah abstraksi dari sistem sebenarnya, dalam gambaran yang lebih sederhana serta mempunyai tingkat prosentase yang bersifat menyeluruh, atau model adalah abstraksi dari realitas dengan hanya memusatkan perhatian pada beberapa sifat dari kehidupan sebenarnya.


 III.            Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Jadi, sebenarnya model pembelajaran memiliki arti yang sama dengan pendekatan, strategi atau metode pembelajaran.
Model pembelajaran adalah pola atau rencana yang dapat digunakan untuk mengoperasikan kurikulum. Merancang materi pembelajaran, dan untuk membimbing belajar dalam setting kelas atau lainnya.
·         Pengertian model pembelajaran menurut para ahli
Model mengajar menurut Joyce dan Weil adalah “suatu deskripsi dari lingkungan belajar yang menggambarkan perencanaan kurikulum, kursus-kursus, desain unit-unit pelajaran dan pembelajaran, perlengkapan belajar, buku-buku pelajaran, buku-buku kerja, program multimedia dan bantuan belajar melalui program komputer”.
Sedangkan model pembelajaran menurut Kardi dan Nur ada lima model pemblajaran yang dapat digunakan dalam mengelola pembelajaran, yaitu: pembelajaran langsung; pembelajaran kooperatif; pembelajaran berdasarkan masalah; diskusi; dan learning strategi.









BAB III
PEMBAHASAN

A.    Metode pembelajaran orang dewasa
            Dalam pembelajaran orang dewasa banyak metode yang diterapkan. Untuk keberhasilan pembelajaran semacam ini, apa pun metode yang diterapkan seharusnya mempertimbangkan faktor sarana dan prasarana yang tersedia untuk mencapai tujuan akhir pembelajaran, yaitu agar peserta didik dapat memiliki suatu pengalaman belajar yang bermutu. Merupakan suatu kekeliruan besar jika dalam hal ini, pembimbing secara kurang wajar menetapkan pemanfaatan metode hanya karena faktor pertimbangannya sendiri, yaitu menggunakan metode yang dianggapnya paling mudah, atau hanya disebabkan oleh keinginannya agar dikagumi oleh peserta di kelas itu, ataupun mungkin ada kecenderungan hanya menguasai satu metode tertentu saja (supriadi, 2006). Penetapan pemilihan metode yang tepat seharusnya mempertimbangkan aspek tujuan yang ingin dicapai, yaitu mengacu pada garis besar program pembelajaran yang dibagi menjadi dua jenis.
1.      Proses pembelajaran yang dirancang untuk mendorong orang dewasa mampu menata dan mengisi pengalaman baru dengan berpedoman pada masa lalu yang pernah dialami. Serta mampu memberi wawasan baru bagi masing-masing individu untuk dapat memanfaatkan apa yang sudah diketahuinya. Contoh: latihan keterampilan melaui tanya jawab, wawancara, konsultasi, latihan kepekaan, dan lain-lain,
2.      Proses pembelajaran yang dirsancang untuk meningkatkan transfer pengetahuan baru, pengalaman baru, dan keterampilan baru sehingga dapat mendorong masing-masing individu dewasa guna meraih semaksimal mungkin ilmu penetahuan yang diinginkanya, apa yang menjadi kebutuhanya, serta keterampilan yang diperlukan. Contoh: belajar dengan menggunakan program komputer yang dibutuhkan di tempat mereka bekerja.
Metode pembelajaran kuliah, seminar/diskusi/ presentasi, praktikum/ studi lapangan, computer aidedlearning, dan belajar mandiri hasilnya akan kurang optimal jika tidak berfokus pada kompetensi yang akan dicapai oleh peserta didik. Unsur-unsur lain yang perlu diperhatikan dalam memilih metode pembelajaran adalah sarana/prasarana, bahan kajian atau materi ajar, serta tingkat kemampuan mahasiswa. Terdapat beragam model pembelajaran dengan pendekatan student centre learning yang bisa diaplikasikan seperti small group discussion, role play and simulation, case study, discovery learning (DL), self directed learning (SDL), cooperative learning (CL), collaborative learning (CbL), contextual instruction (CI), project based learning (PjBL), dan problem based learning (PBL).
     Dalam mennetukan metode pembelajaran yang sesuai, maka perlu dilakukan kajian mendalam terhadap kebutuhan peserta didik dengan mengintegrasikan konsep andragogi di atas, berikut ini uraian ringkas beberapa ciri model pembelajaran di atas.

Model Belajar
Hal yang Dilakukan Peserta Didik
Hal yang Dilakukan Pengajar
Small Group Discussion
         ·            Membentuk kelompok (5-10 orang).
         ·            Memilih bahan diskusi.
         ·            Mempresentasikan makalah dan mendiskusikannya di kelas.
         ·            Membuat rancangan diskusi.
         ·            Menjadi moderator sekaligus mengulas hasil diskusi mahasiswa pada setiap akhir sesi.
Simulasi
         ·            Mempelajari dan menjalankan suatu peran yang ditugaskan kepadanya.
         ·            Mempraktikkan/mencoba berbagai model (komputer) yang telah disiapkan.
         ·            Merancang situasi/ kegiatan yang mirip dengan yang sesungguhnya, bisa berupa bermain peran, model komputer, atau berbagai latihan simulasi.
         ·            Membahas kinerja mahasiswa
Discovery learning
         ·            Mencari, mengumpulkan, dan menyusun, informasi yang ada untuk mendeskripsikan suatu pengetahuan.
         ·            Menyediakan data atau petunjuk (metode) untuk menelusuri suatu pengetahuan yang harus dipelajari oleh mahasiswa.
         ·            Memeriksa dan memberi ulasan terhadap hasil belajar mandiri mahasiswa.
Self-Direct Learning
         ·            Merencanakan kegiatan belajar, melaksanakan, dan menilai pengalaman belajarnya sendiri.
         ·            Sebagai fasilitator.
Cooperative learning
         ·            Membahas dan menyimpulkan masalah/ tugas yang diberikan dosen secara berkelompok.
         ·            Merancang dan memantau proses belajar dan hasil belajar kelompok mahasiswa.
         ·            Menyiapkan suatu masalah/kasus atau bentuk tugas untuk diselesaikan oleh mahasiswa secara berkelompok.

Collaborative Learning
         ·            Bekerja sama dengan anggota kelompoknya dalam mengerjakan tugas.
         ·            Membuat rancangan proses dan bentuk penilaian berdasarkan konsensus kelompoknya sendiri.  
         ·            Merancang tugas yang bersifat open ended
         ·            Sebagai fasilitator dan motivator.
Cotextual Instruction
         ·            Membahas konsep (teori)berkaitan dengan situasi nyata.
         ·            Melakukan studi lapangan/terjun di dunia nyata untuk mempelajari kesesuaian teori.
         ·            Menjelaskan bahan kajian yang bersifat teori dan mengaitkanya dengan situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari, kerja profesional, manajerial, atau entrepreneurial.
         ·            Menyusun tugas untuk studi mahasiswa terjun ke lapangan.
Project Based Learning
         ·            Mengerjakan tugas (berupa proyek) yang telah dirancang secara sistematis.
         ·            Menunjukkan kinerja dan mempertanggungjawabkan hasil kerjanya di forum.
         ·            Merancag suatu tugas (proyek) yang sistematis agar mahasiswa belajar pengetahuan dan keterampilan melalui proses pencarian/ penggalian (inquiry) yang terstruktur dan kompleks.
         ·            Merumuskan dan melakukan proses pembimbingan.
Problem Based Learning
         ·            Belajar dengan menggali/ mencari informasi (inquiry) serta memanfaatkan informasi tersebut untuk memecahkan masalah faktual atau yang dirancang oleh dosen.
         ·            Merancang tugas untuk mencapai komptensi tertentu.
         ·            Membuat petunjuk (metode) untuk mahasiswa dalam mencari pemecahan masalah yang dipilih oleh mahasiswa sendiri atau yang diterapkan.

     Supaya dapat memberikan pengajaran yang optimal, maka kita perlu memahami karakter dari peserta didik dewasa seperti yang dijelaskan di bawah ini.
1.      Orang dewasa mempunyai pengalaman yang berbeda-beda.
2.      Orang dewasa lebih suka menerima saran daripada digurui.
3.      Orang dewasa lebih memberikan perhatian pada hal-hal yang menarik bagi mereka dan menjadi kebutuhanya.
4.      Orang dewasa lebih suka dihargai daripada diberi hukuman atau disalahkan.
5.      Orang dewasa yang pernah mengalami putus sekolah, mempunyai kecenderungan untuk menilai lebih rendah kemampuan belajarnya.
6.      Apa yang bisa dilakukan orang dewasa menunjukkan tahap pemahamannya.
7.      Orang dewasa secara sengaja mengulang hal yang sama.
8.      Orang dewasa suka diperlakukan dengan kesungguhan itikad yang baik, adil, dan masuk akal.
9.      Orang dewasa sudah belajar sejak kecil tentang cara mengatur hidupnya, oleh karena itu, mereka lebih cenderung tidak mau bergantung pada orang lain.
10.  Orang dewasa menyukai hal-hal yang praktis.
11.  Orang dewasa membutuhkan waktu lebih lama untuk dapat akrab dan menjalin hubungan dekat dengan teman baru.

Keberhasilan andragogi juga ditentukan oleh kemampuan pengajar dalam menciptakan suasana kelas yang kondusif. Keyakinan pengajar akan potensi manusia dan kemampuan semua peserta didik untuk belajar dan berprestasi merupakan hal yang penting yang perlu diperhatikan. Pengajar harus memahami bahwa perasaan dan sikap peserta didik akan terlibat dan berpengaruh kuat pada proses belajarnya. Secara umum karakteristik pengajar pada oarang dewasa diantaranya sebagai berikut.
1.      Menjadi bagian dari kelompok yang diajar.
2.      Mampu menciptakan iklim yang kondusif untuk belajar mengajar.
3.      Mempunyai ras tanggung jawab yang tinggi, pengabdian, dan idealisme untuk kerjanya.
4.      Menirukan/mempelajari kemampuan orang lain.
5.      Menyadari kelemahan, tingkat keterbukan, dan kekuatannya. Mereka tahu bahwa kekuatan yang dimiliki dapat menjadi kelemahan pada situasi tertentu.
6.      Dapat melihat permasalahan dan menetukan pemecahannya.
7.      Peka dan mengerti perasan orang lain melalui pengamatan.
8.      Mengetahui bagaimana menyakinkan dan memperlakukan orang lain.
9.      Selalu optimis dan mempunyai itikad baik terhadap orang lain.
10.  Menyadari bahwa “perannya bukan mengajar, tetapi menciptakan iklim untuk belajar.”
11.  Menyadari bahwa segala sesuatu mempunyai segi positif dan negatif.


B.     Model pembelajaran orang dewasa

Dalam pembelajaran orang dewasa mengacu pada karakteristik yang melekat sebagai pelajar. Berbagai model pembelajaran yang sesuai untuk digunakan, diantaranya model pembelajaran:
1)      Model Daur Pengalaman Berstruktur dan Analisis Peran,
Yaitu model pembelajarn analisis dan partisipatif. Dengan beberapa tahap, yaitu pengenalan dan penghayatan,mengungkapkan, pengolahan, hingga penyimpulan cara pemecahan masalah, kebutuhan peningkatan mutu program, dan kemampuan menurut pelajar.
Merujuk pada model pembelajaran ini untuk analisis peran peserta dapat menggunakan metode ATMAP (Arah, Terapan, Masalah dan Peran). ATMAP yaitu upaya peningkatan kemampuan analisis dan sekaligus penghayatan peserta terhadap perannya dalam menyelenggarakan program dalam masyarakat. Aplikasinya berupa:
· Arah program dan arah tugas
· Terapan program dan tugas
· Masalah terapan program dan terapan tugas
· Alternatif Pemecahan masalah terapan Program dan Terapan tugas
· Peran petugas

2)      Model Latihan Penyelidikan (Inquiry Training Model)
meliputi lima fase yaitu :
· Menghadapi pelajar untuk berkonfrontasi dengan situasi teka teki .
· Fase operasi pengumpulan data untuk verifikasi hakikat objek. Kondisi, miliki dan situasi masalah yang dikumpulkan dari pelajar.
· Operasi pengumpulan data untuk eksperimentasi meliputi : mengisolasi variable dan kondisi melalui eksperimentasi, mengajukan hipotesis untuk menguji hubungan kausal melalui eksperimen, dimulai dan melanjutkan kegiatan sebelumnya. Mengajarkan bagaimana membuat perencanaan sistematis.
· Mengumpulkan informasi dengan data dan menjelaskan masalah yang ada dengan tepat.
· Pengajar dan pelajar bekerjasama menganalisis setiap strategi.


3)      Model Advance Organizer,
yaitu diberikan pengenalan materi terlebih dahulu sebelum memberikan tugas pembelajaran yang tingkat abstraksinya lebih tinggi. Hal ini untuk menjelaskan, mengintegrasikan dan menghubungkan materi dalam tugas pembelajaran dengan materi yang telah dipelajari.
Advance Organizer umumnya didasarkan pada konsep dan aturan disiplin. Dan dikaitkan dengan materi yang bersifat actual (kurang abstrak) terlebih dahulu. Model ini juga digunakan untuk menyiapkan perspektif baru.
Beberapa fase dalam penerapan Advance Organizer, yaitu :
· Penyajian advance organizer meliputi kegiatan :
- Menjelaskn tujuan pembelajaran
- Menyajikan model pembelajaran, mencakup : identifikasi batasan atribut, pemberian contoh, dan menyediakan berbagai konteks.
· Penyajian Materi tugas pelajaran :
- Menyusun urutan materi pelajaran
- Memberikan perhatian pada pelajar
- Menyiapkan bahan belajar yang bersifat eksplisit
· Memperkuat organisasi kognitif
- Menggunakan prinsip-prinsip rekonsiliasi secara terintegrasi
- Mengintensifkan pembelajaran penerimaan aktif
- Berpikir kritis terhadap pengetahuan yang dipelajari.


4)      Pemerolehan Konsep
Yaitu model pembelajaran mencakup penganalisaan proses berpikir dan diskusi mengenai atribut perolehan konsep. 




berikut adalah gambar perbedaan pembelajaran pedagogy dan andragogy

DAFTAR PUSTAKA

·         Nursalam, Pendidikan Dalam Keperawatan. Salemba Medika, Bandung.
·         http://belajarpsikologi.com


·         http://www.emakalah.com
·         Warok Model Pembelajarn Orang Dewasa.htm
 

Tidak ada komentar:

Mengenai Saya

Foto saya
saya kuliah di Unesa jurusan pendidikan luar sekolah angkatan 2012